Sunday, February 11, 2007

Etika Peneliti (Sintesis Tamiflu Gratis)

Apa yang akan anda lakukan bila anda seorang ilmuan terkenal yg bekerja di institusi terkenal dan menemukan cara efisien utk mensintesis obat bagi penyakit yg masih susah penyembuhannya ????

Umumnya orang akan memilih mem-paten kan hasil karya nya tsb, sedemikian shg ia dan grup penelitiannya akan memperoleh banyak uang hasil pembelian royalti paten miliknya dari perusahaan2 obat terkenal. Apa lagi umumnya orang2 di institusi akademik sudah biasa mendapatkan tekanan dari pihak atas agar mampu mensuplai sendiri kantong2 finansialnya utk bisa survive di kampus. Belum lagi bila sang-penemu itu gila popularitas.. Bah, penyakit macam apa lagi ini... gila harta saja sudah memusingkan dunia.

Berbeda dg 'umumnya orang', Prof. Elias J. Corey, staf akademik senior di jurusan Kimia and Kimia Biologi universitas Harvard, lebih bahagia membagikan penemuan dari lab.nya tentang metoda sintesis 'Oseltamivir Phosphate' atau lebih dikenal sbg Tamiflu alias obat anti virus flu burung (virus avian H5N1) kepada masyarakat luas melalui publikasi jurnal.

Tulisannya yg di muat di Journal of American Chemical Society thn 2006 (J.Am.Chem.Soc, 2006, 128, 6310) lalu itu mendeskripsikan secara gamblang metoda pendek yg bersifat enansioselektif bagi si Tamiflu dari 1,3-butadiene dan trifluoroethyl acrylate. Cara yg ditempuh jauh lebih ringkas dari cara yg dikembangkan para kimiawan di perusahaan obat Gilead Sciences, Inc. dan F. Hoffman-La Roche, Ltd yg sudah resmi dipakai dipasaran.

Prof. Corey, yg juga penerima hadiah nobel thn 1990 itu (beliau lulusan MIT dan meraih PhD diusia 22 tahun), mengatakan bahwa niatannya utk tidak mem-patenkan metoda sintesis nya ini semata-mata krn ketulusannya utk membantu akselerasi produksi obat Tamiflu didunia dengan cost yg semurah mungkin.
Terima kasih Prof.... May Allah Bless You.

Saturday, February 10, 2007

katalis polyetilen menarik



Dilaporkan oleh Ying Mu dan tim labnya dari sekolah kimia universitas Jilin, RRC, Cr(III) kompleks ber-ligan salisilaldiminato dan cyclopentadiene, dapat dg mudah mem-polimerisasi etilen pd kondisi mild dg hasil terbaik 4 ton polyetilen permol katalis per jam (katalis 1; liat tabel dan struktur x-ray katalis 1).





J.Am.Chem.Soc. 2007, ASAP web released 3 Feb 2007
Katalis 2 dan 3 berstruktur sama dg katalis 1, hanya tersier butil disisi nitrogen atom diganti dg phenyl (kat. 2) atau 2,6-iPr2C6H3 (kat. 3). Kerapatan elektron pada atom krom (III) diperoleh dari ligan kaya elektron Cp* (pentamethylcyclopentadiene) dan atom N, O dari ligan salisilaldiminat. Kerapatan elektron itu penting utk menghambat eliminasi beta-hidrida sedemikian sehingga polimer yg dihasilkan berberat molekul besar (Mn sampe dg 1 juta gram per mol). Ruarrr biasa. Kemudahan gas etilen utk ter-insert pada ligan metil (hasil aktifasi AlMe3 pd kat 1) dipengaruhi oleh luas wilayah di daerah sekitar atom krom. Seperti terlihat dari struktur x-ray kat.1 , wilayah diantara Cp* dan atom N (meski masih ada atom Cl; Cl nantinya lepas saat katalis diaktifasi oleh co-cat AlMe3, menghasilkan Me-Cr kompleks) sangat luas (sudut dihedral antara Cp* dan bagian phenoxy dari ligan salisiladiminat = ca. 87 deg) sedemikian shg gas etilen mudah ter-insert ke metil.